Minggu, 25 Maret 2012

Sedekah & Ikatan Kimia

Jika kita renungkan, dalam kehidupan ini, kegiatan berbagi tak pernah lepas dari diri kita. Selalu ada saat-saat berbagi dengan yang lain. Bahkan selama dalam kandungan pun kita telah berbagi ruang dengan ibu kita. Hal ini lah yang kemudian membuat kita akan selalu merasa membutuhkan orang lain dalam hidup ini, baik untuk meminta maupun memberi. Kebahagiaan akan terasa lengkap jika kita membagi kebahagiaan itu dengan orang lain, toh di saat kita berbagi, kebahagiaan itu tidak akan berkurang, justru malahan membuat hidup ini lebih happy lagi. Selain kebahagiaan, rasa duka, kemalangan atau masalah kita pun bisa dibagi terkhusus kepada Sang Maha Pencipta, demi meringankan beban hidup dan mendapatkan solusi. 

Saya teringat dengan pelajaran kimia SMA yang membahas tentang Ikatan Kimia. Disitu dijelaskan bahwa unsure-unsur selain gas mulia bersifat tidak stabil. Gas mulia adalah unsur yang stabil, karena dalam konfigurasi elektronnya memenuhi aturan kestabilan unsure yaitu : aturan Duplet (electron kulit terluar/ electron valensi = 2, He), dan aturan octet (electron kulit terluar/ electron valensi = 8, yaitu unsure Ne, Ar, Kr, Xe, Rn), sehingga di alam pada umumnya ditemukan dalam keadaan bebas atau tidak berikatan dengan unsure lainnya.

Unsure-unsur selain gas mulia memiliki konfigurasi electron yang tidak memenuhi salah satu dari syarat kestabilan unsure (aturan Duplet (khusus unsure He, Li, H) dan aturan Oktet). Namun, secara alamiah unsure-unsur tersebut walaupun tidak punya rasa dan pikiran layaknya manusia yang bisa menimbang mana hal baik dan buruk juga berkeinginan agar dirinya bersifat stabil seperti unsure-unsur Gas Mulia. 

Setidaknya ada dua cara yang bisa diambil oleh unsure-unsur tersebut agar stabil, yaitu dengan melepas atau menerima electron (ikatan ion), atau menggunakan pasangan elekron secara bersama (ikatan kovalen). Suatu atom dengan jumlah electron terluar 1, 2 atau 3 maka supaya keadaannya stabil (electron terluarnya = 8) maka dengan ikhlas melepaskan/ menyerahkan/ memberikan kelebihan elektronnya itu kepada atom yang membutuhkan/kekurangan electron. Dengan begitu, kedua atom akan sama-sama stabil.

Bagaimana jika ada atom yang sama-sama membutuhkan electron (kekurangan), padahal mereka juga ingin stabil seperti unsure Gas Mulia ?. Ada cara lain, yaitu tidak ada electron yang dilepas maupun diterima. Tapi, dengan jalan kedua atom sama-sama sepakat menyumbangkan pasangan elektronnya untuk dipakai bersama. Nah, kalau begini, atom-atom tersebut bisa stabil, aman, tentram, dan damai.

Kembali ke kehidupan masyarakat kita, sangat jelas terlihat perbedaan si kaya dan si miskin. Seolah-olah ada tembok pembatas, jurang pemisah. Yang kaya makin kaya, yang miskin juga makin miskin. Cobalah kita lihat di sekitar, masih banyak orang-orang yang membutuhkan uluran tangan kita. Tapi masih banyak juga orang-orang yang sangat kelebihan harta, tidak juga menyisihkan sebagian harta mereka. Padahal dengan menyisihkan sedikitnya 2,5% dari harta kita setiap bulannya, saya pikir hal itu tidaklah terlampau banyak, tidak sampai kok kita bisa jatuh miskin atau tidak bisa makan. Setiap ada keluaran HP terbaru, mobil terbaru, segala macam pernak pernik Fashion terbaru, pokoke semua-semualah yang terbaru, dibelinya tanpa pikir panjang, demi mengikuti Trend katanya. Sementara si miskin, harus memikirkan berbagai cara untuk menghidupi kehidupan mereka tiap harinya. Syukur-syukur kalau penghasilannya cukup untuk sampai hari esok, lah ini, hari ini di cari, hari ini juga habis. Boro-boro memikirkan mau beli pakaian, untuk makan hari esok saja, belum tau mau dicari dimana.

Coba’ yah, kita memakai prinsip atom-atom unsur kimia. Ketika elektronnya berlebih (baca harta), maka dengan senang hati diberikan kepada atom yang kekurangan electron supaya kedua-duanya stabil. Ketika sama-sama kurang, maka atom-atom ini bahu membahu menyumbangkan masing-masing satu pasang atau lebih elektronnya untuk dipakai bersama, juga untuk bersifat stabil (stabil dalam kamus manusia (versi penulis :)) adalah hidup yang tentram, nyaman, damai, sentosa, tenang, dll). Begitupun juga kalau kita berlebih, tidak lupa sama orang-orang yang masih kekurangan, tidak lupa meyisihkan sebagian harta kita, agar mereka juga bisa merasakan apa yang bisa kita rasakan. Kalau sudah begitu, kehidupan kita di bumi juga akan merasa tenang dan damai. Berita-berita criminal, busung lapar, anak putus sekolah, dll tidak lagi menghiasi Koran-koran dan media elektronika kita yang membuat kepala nyut-nyut saat mendengarnya. Tapi dipenuhi dengan berita-berita kebahagiaan yang membuat senyum terkembang dan hati berbunga-bunga.:)

"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menfkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan butir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui." 
(QS. al-Baqarah : 261)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar