Kamis, 07 Maret 2013

di sudut ini..


Bagi diriku yang sudah hampir 4 tahun menetap di daerah pedalaman Kalimantan, hiruk pikuk, keramaian, kemacetan super sibuk perkotaan adalah hal yang menyenangkan untuk dinikmati.
Melihat mobil, motor, orang-orang yang berlalu lalang adalah ritme kehidupan yang membuat diriku bahagia melihatnya.
Namun, di sisi lain aku tak ingin menjadi bagian dari itu, aku hanya ingin menikmati semuanya dari sudut ini. Dari sudut aku berdiri, duduk termenung di sebuah halte. 
Aku hanya ingin memandang, merasakan, dan meresapi kesibukan itu dari tempatku berdiam di titik ini.
Aku hanya ingin memaknai sebuah kehidupan di luar diriku. 
Aku hanya ingin mencari kebahagiaan sederhana yang bisa membuatku tersenyum dan melupakan sedikit kegundahan hati. 
Aku hanya ingin sedikit mengobati riak-riak kecil yang terjadi dalam hidupku. 
Aku hanya ingin menyederhanakan pikiranku. 
Aku hanya ingin mendamaikan hatiku.
Hanya dengan duduk di sudut ini.  

@16.44, 23 Desember 2012@

Senin, 28 Januari 2013

Bapak .....


Hari ini tiba-tiba saja saya ingin menuliskan tentang Bapakku. Kenapa Bapak?, entahlah..
Sejak kecil bapak yang kami berempat bersaudara memanggil beliau dengan istilah Puang, karena Bapak yang memintanya. Istilah ini sebenarnya tidak lazim di kalangan masyarakat luas. Namun, karena kami sangat sayang dan sebagai penghargaan kepada beliau, kami sebagai anak-anaknya memanggilnya demikian. Kata Bapak, Puang itu berasal dari nama sebuah wadah seperti piring tempat sirih pinang, dimana tempat sirih pinang ini jika ada perhelatan raja-raja zaman kerajaan, wadah ini dikeluarkan di depan raja. (Panggilah seseorang dengan panggilan yang ia senangi… lupa apakah ini ayat Al-Qur’an atau Hadist Rasulullah J )

Minggu, 18 November 2012

Takita.. Wujudkan mimpi kita yuk !!!


Dear Takita Sayang..
                                                                                  
Membaca surat dari Takita, kakak jadi ingat dua ponakan yang tinggal jauh di Makassar. Namanya Echa dan syifa. Kedua orang tua mereka bekerja, jadi tiap hari mereka dititip di rumah Ibu dan Bapak kami (kakek dan neneknya).

Di suatu pagi, tiba-tiba saja Syifa tidak mau dititip, dia ingin ikut ibunya ke kantor. Dia menangis sejadi-jadinya dan tidak bisa sibujuk. Kakak yang lagi sendirian di rumah bingung, gimana cara mendiamkannya. Kebetulan di depan pintu masuk rumah, ada barisan semut yang berjalan. Akhirnya, mulailah kakak mengarang cerita tentang semut-semut kecil itu walaupun nggak tau ujung pangkalnya di mana. Lama-kelamaan si Syifa diam dan asyik mendengarkan cerita sambil melihat ke wajah kakak tanpa berkedip. Jadilah si Syifa tenang dan bisa diajak bermain kembali. Hati pertama kakak jadi lega, senang dan haru. Kenapa tidak ?? kejadian itu pengalaman kakak pertama kali membujuk anak kecil dengan cerita.

Di lain waktu kakak juga bercerita tentang “Raksasa mencari anak yang sering menangis” dan “si Little Syifa”. Namun, kakak tidak punya banyak waktu bersama mereka, karena harus kembali ke tempat mengabdi jauuuuuh di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia.
Tau tidak Takita Sayang?? Di hari-hari mendatang si Syifa sering mengulang ceritat tentang semut itu. Ternyata ingatan anak kecil dahsyat yah Takita ??. Hmmm, kakak berharap bisa berkumpul dan bercerita kembali bersama mereka. 

Semenjak itu, kakak bertekad Insya Allah jika kakak punya anak nanti, kakak akan mengisi hari-hari mereka dengan cerita-cerita. Kakak tidak ingin membiarkan waktu mereka direbut oleh tontonan-tontonan TV dan GAMES yang tidak mendidik.

Demi mewujudkan impian itu, kakak mulai mengoleksi buku hingga kelak bisa jadi bahan cerita dan kalau sudah banyak bisa membuat perpustakaan (ngarep.com ). Do’akan kakak ya Takita....

Have a nice day Takita Sayang.... 

Sabtu, 04 Agustus 2012

My Nervous.. Come back in Alfalfa Pare


Nervous, wow.. that feeling come back again after long long time ago. I don’t know when the last I feel like that. My heart was beating hard, came back again when I became to speaker in public speaking program in Alfalfa Camp. I didn’t believe, I can do this all. As a matter of fact, Alhamdulillah I can, eventhough so many weakness..
Thank you very much to Mr. Fadil, who teach and share his knowledge about public speaking for me and my friend. Especially to Mam Indah, who give  many knowledge, support, suggestion,  and motivation for us. For all friends in Alfalfa camp..  Thank you so much.. I can never forget sweet moment here.. Yeah.. Alfalfa Camp, Pare.. is Unforgettable..

@This is my small writing for public speaking..@
What a teacher writes on the whiteboard of life can never be erased
Ladies and Gentlemen

Senin, 16 Juli 2012

"Selamat Jalan Anakku"



Ini adalah kata-kata dari seorang ayah yang ditinggalkan putri kecilnya yang baru berumur 1 tahun 18 hari.
*      Ajarkan kami untuk mendidik anak-anak kami
*      Lapangkan hati kami untuk menerima kehilangan ini
*      Kami adalah orang tua yang baru belajar
*      Allah lebih mencintai anak kami di banding cinta kami kepadanya
*      Anakku… tunggulah kami di sana. Sambutlah kami di pintu syurga-NYA Allah dengan kerinduan yang sangat-sangat tertanam dalam hati kami

SELAMAT JALAN ANAKKU “QAYLA ALEEYA FARHANA” Tidurlah dengan tenang dan damai di sana (23 Mei 2011 - 10 Juni 2012)