Kamis, 29 Maret 2012

No Cheating...

Menyontek atau bahasa kerennya adalah cheating, sudah tidak asing di telinga kita. Kenapa tidak, kita semua pernah jadi pelajar atau sampai sekarang masih berstatus pelajar, yang semuanya pasti pernah ikut ujian. Di era sekarang ini, cheating di kalangan pelajar hal yang sudah sangat lumrah terjadi. Hanya beberapa persen saja pelajar yang sama sekali tidak pernah menyontek.

Kenapa menyontek ? alasan yang paling kuat karena ingin mendapat nilai bagus tanpa bersusah payah belajar. Dalam pikiran mereka, nilai bagus itu bisa meningkatkan prestise di mata teman-teman, guru, orang tua, ataukah untuk menarik perhatian dari seseorang yang disukainya. Yah, memang sih memperoleh nilai bagus ada kebanggaan tersendiri. Berbagai cara pun dilakukan, ada yang lirik kiri lirik kanan (katanya posisi sangat menentukan), membuat pelampung (menurutku sih bukan pelampung tapi sudah perahu dibuatnya) di kertas kecil lalu digulung-gulung dan disisipkan entah dimana agar tidak ketahuan pengawas atau dengan cara menulis  contekan di atas meja, tangan, dll. Apapun alasannya, yang jelas menyontek itu perbuatan yang tidak jujur.

Kakakku mengisahkan seorang temannya (Almarhum), beliau setelah tamat dari kuliahnya di Teknik Kimia Poltek Makassar, memutuskan untuk tidak bekerja memakai ijazahnya. JREEENG… Hah? Selama 16 tahun sekolah, tapi nda mau kerja memakai ijazahnya. “Orang yang aneh”.. Tentu saja hal itu membuat pertentangan di keluarganya, kedua orang tuanya di buatnya syok bukan kepalang. Betapa tidak, selama 16 tahun mereka membiayai, ujung-ujungnya ijazahnya hanyalah di nilai tidak lebih selembar kertas pembungkus kacang.
“Tenanglah, wahai ibu, bapak.. Banyak kok pekerjaan yang tidak membutuhkan ijazah, saya akan buka usaha dan berdagang”, sambil tersenyum menenangkan kedua ibu bapaknya. Dan memang pada kenyataaannya di tahun-tahun mendatang, betul-betul beliau mencari nafkah tanpa memakai ijazah.

Kata beliau kepada teman-teman angkatannya, nilai yang tertera di ijazahnya sebagian besar adalah  akumulasi nilai-nilai yang diperolehnya dengan jalan menyontek alias cheating. Beliau menjelaskan, jika memperoleh nafkah dengan ijazahnya, otomatis nafkah itu hasil dari ketidakjujuran, dan Wallahu A’lam jatuhnya ke haram. Jadi,  ia tidak ingin makan, minum dan menafkahkan keluarganya dari harta yang haram.
Alasan yang tidak lazim dan aneh memang terdengar di telinga masyarakat awam. Tapi, itulah dia dengan kesederhanaan pikirannya.



@Tulisan ini saya buat untuk ade’-ade’ku yang sebentar lagi akan menghadapi ujian..  Percayalah pada kemampuan kalian, Kalian Pasti bisa …
@Untuk Almarhum Kak Ishak, semoga kisahmu ini menjadi pelajaran bagi kita semua , Yah Kejujuran itu memang mahal harganya, tapi memberikan kebahagiaan di akhirnya.
@Untuk istri almarhum Kak Ishak, tabahlah.. semoga kelak kalian akan dipertemukan ALLAH SWT di JannahNYA.. Amiin..



2 komentar:

  1. I like it because i was seeking for such type of info.
    I hope it benefits all one who land up here.
    Thanks for sharing!!
    2005 Mini Cooper AC Compressor

    BalasHapus