Rabu, 08 Februari 2012

Mengenang PerjalananKu di Pulau Borneo (Part One)

Hari ini tepat  3 tahun 1 pekan saya berada di t4 dimana tdk pernah terlintas di benakku bahwa sy akan berada disini. Nama desanya pun baru kutau pada saat pengumuman lulus. Perasaanku pada saat mengetahui bahwa sy lulus dit4 yg kurang kuharapkan menjadi campur aduk. Sempat terlintas dibenakku untuk tidak mendaftar ulang,. Tapi apa boleh buat demi keluarga, ayah, bunda, kakak, adik.. dengan berat hati kuterima juga dengan harapan ada kesempatan untuk pindah.
Pada hari kamis, akhirnya sy berdua dg teman brangkat juga ke nunukan dengan diiringi isak tangis bunda dan tentu saja sy sendiri, berat rasanya meninggalkan kota yg penuh dg kenangan i2. Akhirnya dengan penerbangan dari jam 09.00-16.00 tiba juga di tarakan, nginap dirumah keluarga. Esoknya baru terbang selama 15 menit  menuju nunukan. Setibanya di nunukan, hari itu juga mengurus semua kelengkapan berkas.
Berselang beberapa hari setelah semuanya telah beres, sy dipanggil untuk segera masuk ke t4ku ngajar, hal ini disebabkan guru bidang studi ipa u sementara cuti,,,,, dengan persiapan seadanya akhirnya sy berangkat juga ke lumbis bersama seorang guru yg jg baru lulus ditemani oleh kakak. Hari itu, hari ahad,dengan menumpangi kapal subsidi punya keluarga,, kami tdk naik speedboat, karena pada saat itu keuangan kakak lg menipis. Perasaanku pada saat itu campur aduk, perjalanan kami  dari pagi jam 09.00-18.00, di tengah perjalanan yang ada hanya air dan di kiri kanannya hutan. Banyak monyet2 hutan bergelantungan di pohon, dan di bawahnya telah menunggu buaya2 kelaparan menunggu mangsanya. Sepanjang perjalanan  sy bertanya2 dalam hati, ya Allah kenapa bisa sy sampai dit4 seperti ini, yg sblmnya  tak pernah terbayangkan.
       Akhirnya pk 18.00 lewat kami sampai di kecamatan sebuku, ternyata disitu belum ada listrik, dan jalanannya belum beraspal. Masih tanah merah (becek klo lagi hujan…. Hufth)…  berkat kenalan kakak di kapal, akhirnya kami diizinkan menginap dirumahnya, karena sdh tdk ada mobil yang  menuju ke lumbis…   Dan perjalanan dari pelabuhan sebuku menuju rumahnya lumayan jauh dan ditempuh dengan berjalan kaki.  Rumah yang kami tempati kosong dan tdk ada listrik, jadi penerangan satu2nya berasal dari lampu minyak/pelita (pajjenangeng, menurut orang bugis)…   wc pun tidak ada (bayangkan!!! Gimana mo buang air, mandi, dll???) akhirnya dengan perasaan dinyaman-nyamankan saja, kami shalat maghrib jama’ dg isya… setelah makan dan berbincang-bincang dengan yg punya rumah, kami pun istrirahat beralaskan tikar tanpa bantal … untung ada sarung!!!
Esoknya bangun, shalat subuh… akhirnya setelah menunggu beberapa lama, sekitar jam 11 kami berangkat juga ke tempat tujuan  tanpa mandi…. Ditemani oleh seorang ibu dan cucunya, keluarga dari kenalan kakak di nunukan… Lagi, lagi, dan lagi… di sepanjang perjalanan yang ada hanya hutan…. Sekitar jam 13.00 kami akhirnya tiba di mes seorang temannya kakak…  saya dititip di kamar temannya temannya kakak yg perempuan.. walaupun kami berbeda agama, tp tdk jadi masalah.
3 hari lamanya kami nginap disitu, sambil mempersiapkan kamar di mes  lain yang sudah disediakan. Selama kurang lebih saya tinggal di mes tersebut.. dan selama itu pula kalo mo mck harus ngangkat air yang jaraknya lumayan jauh.. itu pun air yang diangkat keruh, tidak bisa dipakai untuk masak dan minum, klo mo masak n minum nunggu air hujan… itu pun klo hujan. Klo nda hujan !!!!!!!
       Selain tidak ada air, juga tidak ada listrik, jadinya klo malam bergelap-gelap ria…. Penerangan dari lampu minyak,,, hingga suatu hari, pd saat ku bangun subuh untuk shalat, ternyata semua dinding kamar, lantai, pakaian tergantung, kasur, badanku.. hitaaaaaaaaam semuanya kecuali gigiku… Pantesan waktu tidur, kok perasaan kulitku kok agak lain terasa, kayak lengket2 gitu tapi karena ngantuk sangad, EGP pikir gue... hehehehe… klo ingat itu lucu dan senyum2 sendiri,,,,, :D
Pergi ke sekolah berjalan kaki. Selama sebulan tinggal di mes situ, kesehatanku mulai memburuk, sy batuk2 tdk mau berhenti, pinggang bagian belakang yg memang sering sakit kambuh. Untung ada kenalan disitu yang sdh dianggap keluarga yang memberikan perhatian. Akhirnya karena tdk tahan tinggal di mes tadi, sy pindah ke mes yang pertama, walau numpang di kamarnya teman. Hampir 1 semster tinggal disitu.
To be continued...


Tidak ada komentar:

Posting Komentar