Menyontek
atau bahasa kerennya adalah cheating, sudah tidak asing di telinga kita. Kenapa
tidak, kita semua pernah jadi pelajar atau sampai sekarang masih berstatus pelajar,
yang semuanya pasti pernah ikut ujian. Di era sekarang ini, cheating di
kalangan pelajar hal yang sudah sangat lumrah terjadi. Hanya beberapa persen
saja pelajar yang sama sekali tidak pernah menyontek.
Kenapa
menyontek ? alasan yang paling kuat karena ingin mendapat nilai bagus tanpa
bersusah payah belajar. Dalam pikiran mereka, nilai bagus itu bisa meningkatkan
prestise di mata teman-teman, guru, orang tua, ataukah untuk menarik perhatian
dari seseorang yang disukainya. Yah, memang sih memperoleh nilai bagus ada
kebanggaan tersendiri. Berbagai cara pun dilakukan, ada yang lirik kiri lirik
kanan (katanya posisi sangat menentukan), membuat pelampung (menurutku sih
bukan pelampung tapi sudah perahu dibuatnya) di kertas kecil lalu
digulung-gulung dan disisipkan entah dimana agar tidak ketahuan pengawas atau
dengan cara menulis contekan di atas
meja, tangan, dll. Apapun alasannya, yang jelas menyontek itu perbuatan yang
tidak jujur.
Kakakku
mengisahkan seorang temannya (Almarhum), beliau setelah tamat dari kuliahnya di
Teknik Kimia Poltek Makassar, memutuskan untuk tidak bekerja memakai ijazahnya.
JREEENG… Hah? Selama 16 tahun sekolah, tapi nda mau kerja memakai ijazahnya.
“Orang yang aneh”.. Tentu saja hal itu membuat pertentangan di keluarganya,
kedua orang tuanya di buatnya syok bukan kepalang. Betapa tidak, selama 16
tahun mereka membiayai, ujung-ujungnya ijazahnya hanyalah di nilai tidak lebih
selembar kertas pembungkus kacang.
“Tenanglah,
wahai ibu, bapak.. Banyak kok pekerjaan yang tidak membutuhkan ijazah, saya akan
buka usaha dan berdagang”, sambil tersenyum menenangkan kedua ibu bapaknya. Dan
memang pada kenyataaannya di tahun-tahun mendatang, betul-betul beliau mencari
nafkah tanpa memakai ijazah.
Kata
beliau kepada teman-teman angkatannya, nilai yang tertera di ijazahnya sebagian
besar adalah akumulasi nilai-nilai yang
diperolehnya dengan jalan menyontek alias cheating. Beliau menjelaskan, jika
memperoleh nafkah dengan ijazahnya, otomatis nafkah itu hasil dari
ketidakjujuran, dan Wallahu A’lam jatuhnya ke haram. Jadi, ia tidak ingin makan, minum dan menafkahkan
keluarganya dari harta yang haram.
Alasan yang tidak lazim dan aneh memang
terdengar di telinga masyarakat awam. Tapi, itulah dia dengan kesederhanaan
pikirannya.
@Tulisan
ini saya buat untuk ade’-ade’ku yang sebentar lagi akan menghadapi ujian.. Percayalah pada kemampuan kalian, Kalian Pasti
bisa …
@Untuk
Almarhum Kak Ishak, semoga kisahmu ini menjadi pelajaran bagi kita semua , Yah
Kejujuran itu memang mahal harganya, tapi memberikan kebahagiaan di akhirnya.
@Untuk
istri almarhum Kak Ishak, tabahlah.. semoga kelak kalian akan dipertemukan
ALLAH SWT di JannahNYA.. Amiin..
I like it because i was seeking for such type of info.
BalasHapusI hope it benefits all one who land up here.
Thanks for sharing!!
2005 Mini Cooper AC Compressor
Thanks for your visit.. :)
Hapus